sponsor

Tuesday 3 December 2013

Adakah kita menyedari?


Seorang Guru bersemangat di hadapan pelajar-pelajarnya dalam  matapelajaran pendidikan Islam. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam papan hitam.


Guru berkata, "Saya ada permainan. Caranya, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada pemadam papan hitam.

Jika cikgu angkat kapur ini, maka kamu menyebut "Kapur!", jika cikgu angkat pemadam papan hitam  ini, maka sebutlah "pemadam!" Pelajar-pelajarnya pun faham dan mengikuti. Guru mengangkat silih berganti antara tangan kanan dan tangan kirinya, semakin lama semakin cepat.

Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika cikgu angkat kapur, maka sebutlah "pemadam!", jika saya angkat penghapus, maka sebut "Kapur!". Dan permainan diulang kembali.

Maka pada mulanya pelajar-pelajar  itu keliru dan kekok, dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi kekok. Selang beberapa saat, permainan berhenti. Sang guru tersenyum kepada pelajar-pelajarnya.

"Anak-anak, begitulah umat Islam. Pada awalnya kita semua  jelas dapat membezakan yang benar itu tetap benar, yang merosakkan itu merosakkan. Namun, musuh-musuh umat Islam menggunakan berbagai cara untuk menukarkan yang betul itu menjadi salah, dan yang salah itu menjadi betul.

permulaannya mungkin sukar bagi kita menerima hal tersebut, tetapi karena terus dibentuk dan disihir dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kita terbiasa dengan hal itu. Dan kita mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kita tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika."

"Keluar berduaan, bercinta tidak lagi sesuatu yang pelik, zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, seks sebelum nikah menjadi hiburan dan trend, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup, korupsi menjadi kebanggaan dan lain lain lagi. Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, kalian sedikit demi sedikit menerimanya”.

0 comments:

Post a Comment